NTB Perlu Kembangkan Destinasi Halal Tingkat Dunia

06-11-2017 / KOMISI XI
Tim Kunker Komisi XI DPR RI dipimpin Soepriyatno (F-Gerindra) foto bersamausai pertemuan dengan jajaran BI dan OJK Provinsi NTB. Foto: Mastur

 

Anggota Komisi XI DPR M. Sarmuji menekankan, seharusnya Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan transformasi. Pasalnya ketergantungan kepada Newmont demikian besar terhadap pembangunan daerah, bahkan pertumbuhan ekonomi NTB sebagaian besar didukung oleh Newmont. Begitu perusahaan tambang ini mengurangi produksi ekspor, pertumbuhan ekonomi NTB mengalami kontraksi.

 

“Karena itu perlu ditemukan leverage faktor (penggunaan aset dan sumber dana) selain tambang, untuk bisa mengangkat pertumbuhan ekonomi. Sebenarnya ada potensi luar biasa NTB yakni wisata seperti pantai-pantainya cukup indah, budayanya beaneka ragam. Dan yang bisa dikembangkan secara khusus adalah wisata halal yang sekarang mulai merebak di seluruh dunia,” ungkap Sarmuji di sela-sela kunker ke NTB baru-baru ini.

 

Bahkan sambung dia, kalau NTB menjadi pusat wisata halal bagi destinasi dunia, insya Allah pertumbuhan ekonomi NTB akan kembali tinggi.

 

Menurut politisi Golkar ini, NTB harus bisa menemukan faktor yang bisa dijual dan menghasilkan pendapatan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebetulnya sektor pariwisata adalah sangat strategis karena semua orang bisa terlibat di sektor ini,  seperti industry kreatif, kuliner khas, kerajinan, hotel serta restoran. Berbagai sektor itu bisa tumbuh serentrak apabila sektor pariwisata dikembangkan dan  NTB punya modalitas cukup besar untuk itu.  

 

Sektor prioritas dalam pembangunan nasional pada 2017 salah satunya adalah pariwisata. Bahkan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memprediksi tahun 2019 industri pariwisata mampu melampaui sektor migas sebagai penghasil devisa terbesar dengan nilai US$24 miliar.

 

Halal Tourism yang saat ini tengah gencar digarap oleh NTB dan sangat berpotensi untuk berkontribusi dalam pencapaian target sebanyak 20 juta wisatawan pada 2019 mendatang. Perkembangan pariwisata di NTB pun tergolong pesat dalam tiga tahun terakhir dengan pertumbuhan wisatawan yang tumbuh di atas 20 persen  

 

Dalam laporan tersebut dipaparkan beberapa kekuatan Indonesia dalam melakukan program wisata halal antara lain berpengalaman dalam penyediaan tempat ibadah sholat di area publik. Selain itu, atraksi untuk wisatawan berkembang baik dan banyak tersedia di Indonesia. Perkembangan hotel syariah dan tempat wisata yang memiliki "value for money" juga dimiliki oleh Indonesia.(mp)/iw.

BERITA TERKAIT
Komisi XI dan Pemerintah Sepakati Asumsi Dasar Ekonomi RAPBN 2026
22-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Komisi XI DPR RI menyepakati asumsi dasar ekonomi makro dalam Rapat Kerja (Raker) yang digelar pada Jumat...
Lonjakan Kenaikan PBB-P2 Dampak Pemangkasan DAU dan Tuntutan Kemandirian Fiskal
18-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi XI DPR RI Amin Ak menyoroti lonjakan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2)...
Pidato Ambisius Presiden Harus Menjadi Nyata, Realistis, Terukur, dan Berpihak kepada Rakyat Kecil
18-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Hanif Dhakiri mengatakan, pihaknya mendukung penuh target ekonomi Presiden Prabowo 2026...
Ekonomi Global Tak Menentu, Muhidin Optimistis Indonesia Kuat
15-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Makassar - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa ketidakpastian ekonomi global yang utamanya dipicu konflik di berbagai belahan dunia,...